Cara Meminimalkan Kerusakan Tubuh Setelah Stroke
Kebanyakan kasus stroke adalah iskemik, artinya disebabkan oleh penggumpalan darah. Setelah terserang stroke, berbagai faktor seperti gula darah, suhu tubuh dan posisi tubuh di tempat tidur dapat mempengaruhi kondisi kesehatan.
Dalam sebuah artikel yang dimuat jurnal MedLink Neurology, Murray Flaster, MD, PhD dan rekan-rekannya menyimpulkan penelitian terbarunya mengenai perawatan pasien stroke iskemik.
Stroke merupakan suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak tiba-tiba terganggu. Kurangnya aliran darah menyebabkan kerusakan atau kematian sel-sel otak.
"Periode setelah stroke iskemik akut adalah waktu yang sangat berisiko. Perhatian mengenai perawatan pasien stroke dapat mencegah cedera saraf dan meminimalkan komplikasi serta mengoptimalkan pemulihan," kata Flaster dari Loyola University Medical Center seperti dilansir Science Blog, Selasa (15/5/2012).
Perawatan stroke memiliki 2 tujuan utama, yaitu meminimalkan cedera pada jaringan otak dan mengobati komplikasi yang dapat terjadi setelah stroke, baik kerusakan saraf maupun fisik.
Setelah menganalisis berbagai faktor yang mempengaruhi kondisi pasien stroke, para peneliti menyarankan berbagai hal seperti berikut:
1. Mengontrol kadar gula darah
Ada cukup bukti mengenai hubungan antara hiperglikemia atau kadar gula darah yang tinggi dengan kondisi kesehatan yang buruk setelah stroke. Para peneliti menyarankan untuk mengecek gula darah secara ketat dan melakukan pengobatan insulin secara agresif.
2. Melakukan pendinginan
Untuk setiap kenaikan suhu tubuh sebesar 1 derajat Celcius, risiko kematian atau cacat berat pada pasien meningkat lebih dari 2 kali lipat. Terapi pendinginan mampu membantu pasien serangan jantung. Saat ini, uji klinis sedang dilakukan untuk menentukan apakah pendinginan juga bisa membantu pasien stroke.
3. Usahakan berbaring telentang
Posisi di tempat tidur juga penting karena duduk tegak akan mengurangi aliran darah di otak. Praktek yang umum dilakukan adalah menjaga pasien untuk berbaring selama 24 jam.
Jika pasien memiliki orthopnea atau kesulitan bernafas saat berbaring, bagian kepala pada tempat tidur harus diatur agar membuat sudut serendah mungkin yang dapat ditoleransi pasien.
4. Mengelola berbagai kondisi lain yang menyertai
Stroke biasanya berkaitan dengan berbagai kondisi medis lain. Sebaiknya segera lakukan penanganan terhadap faktor-faktor lain seperti tekanan darah, volume darah, terapi statin, manajemen komplikasi lain seperti pneumonia dan sepsis, gangguan jantung, pembekuan darah, infeksi, kekurangan gizi, pembengkakan otak, kejang, stroke berulang dan perdarahan otak.
Penelitian telah menunjukkan bahwa upaya perawatan stroke yang optimal dapat meningkatkan kemungkinan pasien menjalani rawat jalan di rumah dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Sumber: health.detik.com/ (15 Mei 2012)
Labels:
stroke
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment